Sejak kecil mereka selalu bermain bersama, belajar bersama, sedih dan senang telah dilaluinya bersama - sama, Rian memang mempuntai teman yang lain, tapi dia sudah menganggap Ilham sebagai sahabat sejatinya. Cerita bermulai ketika bel pulang sekolah berbunyi, seperti biasa mereka pulang bersama - sama menggunakan sepeda milik Ilham, ketika di tengah perjalanan, entah apa penyebabnya ban sepeda yangg ditumpangi Rian dan Ilham tiba- tiba saja bocor, sehingga mereka terpaksa berhenti sejenak "Wah, ban sepeda aku bocor nih" ,"tambal ban yang dekat dimana ya, Ian?" tanya Ilham. "Aku nggak tahu, ham" jawab Rian. Ilham pun kebingungan apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia pun memutiskan untuk mencari tambal ban sepanjang jalan. Sudah hampir lama mereka mencarinya. Akhirnya mereka pun langsung menambal ban sepedanya yang bocor. "Ham, aku pulang duluan gak apa-apa kan?" tanya Rian, "Oh, iya gak apa-apa" Jawab Ilham. Rianpun pulang ke rumah dengan berjalan kaki.
Keesokan harinya, sepulang sekolah seperti biasa Rian dan Ilham dan teman - teman yang lainnya bermain di lapangan mereka bermain bola dengan bersemangat, hingga saat hari menjelang petang mereka pun pulang ke rumah masing - masing. keesokan harinya, ke betulan pada hari itu adalah hari minggu. Rian dengan penuh semangat pergi ke rumah ilham untuk bermain bersama kembali. Tapi, ketika sampai di rumah Ilham, terlihat sepi dan tidak ada siapa - siapa. Rian pun kebingunan, ia pun bertanya kepada tetangga "Bu, kok di rumah Ilham sepi, biasanya kan ramai?" tanya Rian. "Oh, Ilham dari semalam pergi ke Palembang karena ayahnya ada urusan dengan kantornya." jawab si Ibu. "Tapi Ilham akan ke sini lagi kan?" "Kalau soal itu , saya kurang tau." ujar ibu tersebut. Rian pun pulang ke rumah dengan perasaan kecewa karena Ilham tidak memberitahunya kalau dia akan pergi. Beberapa hari setelah itu, karena rindu, Rian pun mencoba mengirim pesan melalui SMS, hingga beberapa hari SMS dari Rian tidak di balas. Beberapa cara dilakukan Rian untuk menghubungi Ilham, mulai dari SMS, Telepon, mengirim surat, namun naas, tak pernah sekalipun Ilham membalas perbuatannya.
Rian pun menjadi sangat sedih, dan ia kini hanya bisa menyendiri dan melamun, seakan Ia tak percaya, selama beberapa tahun bersahabat dengannya. bahkan sudah menganggap sebagai sahabat sejatinya itu pergi dari kehidupannya dan tanpa kabar. Tetapi Ia berusaha tegar dan akan tetap mengingat sosok sahabat sejatinya itu.